Tanah Papua selain terkenal dengan hasil tambang tembaga dan emas
yang berlimpah, ternyata juga menyimpan potensi lain yaitu kaya akan
tanaman obat.
Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua yang terletak
di Lembah Baliem pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut
memiliki kekayaan hayati berupa tanaman obat yang telah ribuan tahun
digunakan masyarakat Suku Dani dalam kehidupan sehari-hari hingga saat
ini.
Hal tersebut diungkapkan Peneliti dari Pusat Penelitian Biologi,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Harry Wiriadinata pada acara
Konferensi Internasional Keanekaragaman Hayati Untuk Pembangunan
Berkelanjutan di Tanah Papua di Jayapura, Sabtu.
“Pengetahuan masyarakat Suku Dani tentang penggunaan tanaman obat ini
sejalan dengan perkembangan budaya dalam hal pengobatan,” jelasnya.
Banyak tanaman obat yang tumbuh di Wamena memiliki nilai medis yang
tinggi dan dapat diolah lebih lanjut sebagai obat yang berguna bagi
manusia.
Harry mengatakan, beberapa tanaman obat tersebut bersifat endemik
yaitu hanya tumbuh di Wamena, seperti Rhododendron macgregoriae sebagai
antibakterial dan Myrmecodia aureospinosa yang diduga bisa menyembuhkan
kanker dan penyakit lainnya.
Sementara itu, Pandanus conoideus atau pandan merah merupakan tanaman
obat yang cukup populer di kalangan masyarakat luas karena sudah diolah
dan diproduksi dalam bentuk cairan sehingga mudah dikonsumsi.
Tanaman yang dikenal pula dengan nama obat panacea ini menghasilkan
35,93 persen minyak per buah yang mengandung 79,92 persen asam oleik,
19,58 persen asam palmitoleat dan 0,48 persen asam stearat.
Sementara itu, Pandanus julianetti atau tuke mengandung 52,39 asam
oleik, 44,90 persen asam palmitat, 0,19 persen asam stearit dan asam
lainnya yang belum teridentifikasi.
Dari hasil penelitian, lanjut Harry, terdapat lebih dari 70 jenis
tanaman obat di Wamena, yang termasuk dalam 62 genera dan 37 famili.
Kebanyakan dari tanaman tersebut dibudidayakan masyarakat dan beberapa
masih tumbuh liar di hutan-hutan hujan Wamena.
Tanaman obat budidaya misalnya hipere atau betatas yang berguna
sebagai antibakterial, terungmili sebagai sumber vitamin, guyavas untuk
obat diare, kebi untuk penambah darah, dan lain sebagainya.
Sedangkan tanaman obat yang masih tumbuh liar diantaranya adalah mege
atau Mucuna pruriens untuk penyakit parkinson, witar atau Solanum
nigrum untuk menyembuhkan masalah pencernaan, itanamuke atau
Rhododendron macgregoriae sebagaio antibakterial dan lain sebagainya.
Beberapa tanaman budidaya dapat dengan mudah ditemukan di pasar sebagai makanan sehari-hari bagi masyarakat Wamena.
Harry berharap potensi tanaman obat yang terdapat di Wamena ini dapat
dilestarikan, dikembangkan dan dikenalkan kepada masyarakat luas agar
manfaatnya bagi kehidupan manusia dapat lebih dirasakan.
sumber
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung ,, Jangan Lupa Berikan Komentarnya Untuk Artikel Ini