Telah dikatakan bahwa Allah benar-benar memanjakan kehidupan
para ahli surga. Kepayahan, kepahitan dan Allah terbayar dengan
sempurna. Kehidupan para ahli surga di alam surga benar-benar seperti
kehidupan dalam dunia dongeng. Sejauh mata memandang, yang terlihat
hanyaklah kilauan yang gemerlapan. sebab seluruh fasilitas yang ada di
surga di bangun dengan bahan-bahan yang jika di dunia hanya terjangkau
oleh angan-angan. Sungguh tak ternilai harganya, lebih-lebih bila
diukur dengan dunia seisinya. karena mulai dari tanahnya, bahan
bangunanya, pagarnya, rumahnya, kemahnya, semuanya menggunakan bahan
dari emas, perak dan permata indah lainnya.
Abu hurairah r.a. meriwayatkan, Rosulullah SAW. bersabda : Bangunan
didalam surga itu batanya terbuat dari perak dan emas, semennya terbuat
dari mistik yang harum, kerikilnya dari mutiara dan yakut, pasirnya dari
zafaran. Barang siapa yang masuk ke dalam surga ia akan merasakan
kenikmatan yang masuk ke dalam surga ia akan rasakan kenikmatan yang
tiada putusnya, kekal dan tidak akan mati, pakiannya tidak pernah usang
dan masa muda yang tidak pernah tua.
Rosulullah bersabd : ” Surga Firdaus itu ada empat, dua surga yang
terbuat dari emas yng menghiasinya dan bejananya, termasuk segala
sesuatu yang ada didalamnya. Dan surga terbuat dari perak yang hisannya
dan bejananya, termasuk sesuatu yang ada didalamnya….
Abu Hurairah r.a. berkata : Rosullulah SAW bersabda : “sesungguhnya
dinding surga itu batanya dari perak dan emas, debunya berupa za’faran,
sedangkan tanahnya berupa mistik”.
Rosulullah SAW bersabda : “…..Sedangkan pagar surga itu ada tujuh
yang meliputi seluruh surga. Pagar pertama dari perak. Pagar kedua dari
emas. pagar ketiga dari zabarzan. pagar ke keempat dari mutiara. pagar
kelima dari intan. pagar keenam dari yakut, dan pagar ketujuh dari nur
yang berkilauan. jarak antara setiap dua pagar sejauh perjalanan 500
tahun.
Dalam hadits lain, Rosulullah menceritakan pengalamannya sewaktu
memasuki surga : “Aku melihat didalam surga ada beberapa Malaikat yang
membangun istana, batanya terbuat dari perak, juga ada yang terbuat dari
emas. Mereka terus membangun. Ketika mereka berhenti membangun, aku
lalu bertanya : Kenapa kalian berhenti?”. Mereka menjawab : “Benar-benar
telah habis perbekalan kalian?”. Mereka menjawab : Berdikir pada Allah
Ta’alla, karena yang mempunyai istana ini adalah orang yang berdzikir
pada Allah Ta’ala. Tatkala orang itu berhenti berdzikir, maka kami pun
berhenti membangun istana”.
sumber
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung ,, Jangan Lupa Berikan Komentarnya Untuk Artikel Ini