Ammar
bin Yasir, merupakan anak dari Sumayyah binti Khabbab dan Yasir bin
Amir, pasangan yang termasuk dalam golongan pertama pemeluk agama Islam.
Seperti sikap sahabat Nabi Muhammad lain yang menginginkan syahid,
Ammar selalu berusaha pada barisan terdepan peperangan melawan kaum
kafir dan murtad. Seperti pada perang Yamamah.
Selama peperangan melawan kaum murtad yang dipimpin Musailamah Al Kadzab, Ammar tampak tangkas mengayunkan pedangnya ke arah musuh. Satu persatu pasukan Musailamah tumbang di tangannya. Namun di tengah perlawanan sengitnya, salah satu kupingnya terpotong oleh sabetan pedang musuh.
Tidak putus asa dengan kupingnya yang hilang, Ammar justru berpidato berapi-api di tengah kerumunan kaum Muslimin yang ikut perang. "Hai Kaum Muslimin, apakah kalian akan lari dari Surga? kemarilah bersama saya Ammar bin Yasir, kemarilah untuk menumpas pasukan murtad," seperti dikutip dari situs kisah islami.
Melihat kegigihan Ammar dalam menegakkan kalimat syahadat, tidak heran jika sahabat yang pernah diperlihatkan mukjizat oleh Rosullulah ini sering diberikan tugas penting. Seperti perintah menjadi pemimpin di negeri Kuffah pada kepemimpinan khulafa Umar bin Khattab.
Berbekal surat dari Umar, Ammar dengan ditemani Abdullah Ibnu Mas’ud berangkat menuju Kuffah. Sewaktu dia datang, kondisi Kuffah jauh dari nilai keislaman, korupsi di mana-mana, penindasan menjadi hal wajar di kota itu.
Berikut isi surat yang dibacakan Ammar di hadapan penduduk Kuffah. "Saya telah mengirim kepada kalian penduduk Kufah Ammar bin Yasir sebagai Amir, dan Ibnu Mas’ud sebagai Bendahara dan Menteri, mereka berdua adalah orang orang pilihan dari sahabat Rasulullah dan termasuk ahlul Badar." Tidak ada perlawanan dari penduduk Kuffah, maka resmilah Ammar menjadi pemimpin di negeri itu.
Segera setelah sehari memegang amanah sebagai pemimpin, Ammar langsung melakukan tindakan yang membuat orang-orang tamak dan cinta dunia menjadi kelimpungan. Ammar tidak memberikan celah sedikitpun terjadinya korupsi dan perbuatan tercela lainnya di kalangan pegawai pemerintah.
Bersama dengan Abdullah ibnu Mas’ud telah terbentuk pasangan duet, Ammar berhasil menjadikan penduduk Kufah hidup dalam rasa aman, damai, dan tercipta rasa adil dengan pemerintahan yang bersih.
Meski Ammar disibukkan dengan urusan pemerintahan, tapi tidak mengurangi keshalehan dan sikap zuhud yang senantiasa menghiasi setiap langkah hidupnya. Pemimpin Kuffah ini sering berbelanja dipasar seorang diri, dan mengangkat sayuran di atas punggungnya sendiri tanpa dibantu oleh pengawal atau orang suruhan.
sumber
Selama peperangan melawan kaum murtad yang dipimpin Musailamah Al Kadzab, Ammar tampak tangkas mengayunkan pedangnya ke arah musuh. Satu persatu pasukan Musailamah tumbang di tangannya. Namun di tengah perlawanan sengitnya, salah satu kupingnya terpotong oleh sabetan pedang musuh.
Tidak putus asa dengan kupingnya yang hilang, Ammar justru berpidato berapi-api di tengah kerumunan kaum Muslimin yang ikut perang. "Hai Kaum Muslimin, apakah kalian akan lari dari Surga? kemarilah bersama saya Ammar bin Yasir, kemarilah untuk menumpas pasukan murtad," seperti dikutip dari situs kisah islami.
Melihat kegigihan Ammar dalam menegakkan kalimat syahadat, tidak heran jika sahabat yang pernah diperlihatkan mukjizat oleh Rosullulah ini sering diberikan tugas penting. Seperti perintah menjadi pemimpin di negeri Kuffah pada kepemimpinan khulafa Umar bin Khattab.
Berbekal surat dari Umar, Ammar dengan ditemani Abdullah Ibnu Mas’ud berangkat menuju Kuffah. Sewaktu dia datang, kondisi Kuffah jauh dari nilai keislaman, korupsi di mana-mana, penindasan menjadi hal wajar di kota itu.
Berikut isi surat yang dibacakan Ammar di hadapan penduduk Kuffah. "Saya telah mengirim kepada kalian penduduk Kufah Ammar bin Yasir sebagai Amir, dan Ibnu Mas’ud sebagai Bendahara dan Menteri, mereka berdua adalah orang orang pilihan dari sahabat Rasulullah dan termasuk ahlul Badar." Tidak ada perlawanan dari penduduk Kuffah, maka resmilah Ammar menjadi pemimpin di negeri itu.
Segera setelah sehari memegang amanah sebagai pemimpin, Ammar langsung melakukan tindakan yang membuat orang-orang tamak dan cinta dunia menjadi kelimpungan. Ammar tidak memberikan celah sedikitpun terjadinya korupsi dan perbuatan tercela lainnya di kalangan pegawai pemerintah.
Bersama dengan Abdullah ibnu Mas’ud telah terbentuk pasangan duet, Ammar berhasil menjadikan penduduk Kufah hidup dalam rasa aman, damai, dan tercipta rasa adil dengan pemerintahan yang bersih.
Meski Ammar disibukkan dengan urusan pemerintahan, tapi tidak mengurangi keshalehan dan sikap zuhud yang senantiasa menghiasi setiap langkah hidupnya. Pemimpin Kuffah ini sering berbelanja dipasar seorang diri, dan mengangkat sayuran di atas punggungnya sendiri tanpa dibantu oleh pengawal atau orang suruhan.
sumber
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung ,, Jangan Lupa Berikan Komentarnya Untuk Artikel Ini