Miris, begitulah yang akan kita rasakan saat membaca
berita ini. Kejadian yang dialami oleh Nur Hasanah anak dari tukang
becak yang ijazah SMPnya masih ditahan oleh pihak sekolah seakan
menampar keras pendidikan yang ada di negeri ini.
Anak miskin yang sekarang lebih memilih untuk tidak melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih lanjut itu mengakui hal tersebut
setelah ditanyai oleh Bhisma Perdana, selaku Kepala Desa Jubung, tempat
Hasanah tinggal.
Bhisma menjelaskan, bahwa secara tidak sengaja dia bertemu dan
menanyai Hasanah. Dan secara mengejutkan saat Bhsima bertanya soal
persyaratan untuk mengikuti program Paket C, dia hanya bisa
menggelengkan kepala ketika mengetahui ijazah SMP Nur Hasanah masih
ditahan oleh pihak sekolah.
Nur Hasanah yang merupakan lulusan dari SMP Negeri 1 Sukorambi Jember
itupun harus diwajibkan untuk membayar kekurangan biaya sekolahnya
sebesar Rp 352.000 agar bisa mendapatkan ijazahnya. Bapaknya yang hanya
bekerja sebagai tukang becak tidak sanggup untuk melunasi kekurangan
tersebut, maka dari itu hingga tahun ini Nur Hasanah yang sebenarnya
lulusan tahun 2010 belum memiliki ijazah SMP. Selama dua tahun ini, dia
tidak bisa meneruskan sekolahnya dan lebih memilih untuk membantu ibunya
membuat keset.
Seperti yang diberitakan oleh beritajatim.com, Nur Hasanah sebenarnya
sudah dua kali mendatangi pihak sekolah agar diberikan keringanan,
namun pihak sekolah menolaknya.
Di lain sisi, Heri Suprayitno selaku Wakil Kepala Bagian Kurikulum
SMPN 1 Sukorambi membantah adanya penahanan ijazah. Selain itu pihak
sekolah sebenarnya tidak akan mempersulit pengeluaran ijazah jika ada
siswanya yang tergolong tidak mampu.
Berita yang cukup menghebohkan inipun menjadi perhatian Ketua Komisi
D DPRD Jember Ayub Junaidi. Dia yang mengetahui berita ini dari media,
langsung mendatangi SMP Negeri 1 Sukorambi untuk meminta kejelasan
kepada pihak sekolah sekaligus menebus ijazah Nur Hasanah yang masih
ditahan.
Sempat terjadi ketegangan saat Ayub Junaidi membicarakan kasus ini
dengan pihak sekolah. Akan tetapi ketegangan itu mulai mencair ketika
Ayub Junaidi menyatakan siap untuk melunasi keurangan biaya yang menjadi
beban Nur Hasanah. Dia juga mengatakan bahwa setelah mendapatkan
ijazah, Nur Hasanah terlihat sangat antusias dan senang.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung ,, Jangan Lupa Berikan Komentarnya Untuk Artikel Ini