duniaproduk.com - Aksi Julia Perez alias Jupe bersama polisi ganteng (polteng)
Saeful Bachrie menuai kritikan. Aksi Saeful Bachrie yang menggunakan
seragam lengkap Polri dinilai merendahkan korps bhayangkara tersebut.
"Apalagi menggunakan seragam lengkap, mereka kan menyandang tri brata dan catur prasetya Polri, saya kira anggota yang lain akan merasa tindakan tersebut merendahkan martabat korpsnya. Bila terjadi seperti ini, mabes harus mengingatkan, jangan sampai citra lembaga harus dipertaruhkan," kata anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsyi kepada detikcom, Sabtu (24/3/2012).
Menurut Aboe persoalan citra adalah persoalan rasa. Jadi bila polisi berseragam melakukan goyang hot di layar kaca menurutnya hal itu adalah sesuatu yang tidak pantas dilihat oleh masyarakat luas.
"Saya rasa para penonton akan menilai hal itu tidak patut," paparnya.
Aboe mengatakan fenomena Norman Kamaru dan Saeful Bachrie merupakan potensi yang bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Polri untuk lebih mendekatkan institusi ini ke masyarakat.
"Inovasi kayak gini saya lihat berhasil dilakukan oleh Korlantas Polri dibawah pimpinan Pak Djoko Susilo. Mereka berhasil mendekatkan diri kepada masyarakat melalui layanan pantauan lalu lintas di NTMC Polri," kata Ketua DPP PKS ini.
Belajar dari Norman Kamaru sebelumnya, lanjut Aboe, hal seperti ini kerap berujung dilematis antara persoalan gemerlap dunia hiburan serta identitas dan citra korps yang harus tetap di jaga. Polri perlu melakukan tata kelola yang baik dan benar atas bakat-bakat yang dimiliki para anggotanya.
"Sehingga potensi yang dimiliki akan disalurkan pada jalur dan media yang benar. Tak dapat dipungkiri Norman dan Saeful menjadi perhatian karena seragam coklat yang dikenakan, karenanya ini perlu mendapatkan perhatian serius," tutupnya.
"Apalagi menggunakan seragam lengkap, mereka kan menyandang tri brata dan catur prasetya Polri, saya kira anggota yang lain akan merasa tindakan tersebut merendahkan martabat korpsnya. Bila terjadi seperti ini, mabes harus mengingatkan, jangan sampai citra lembaga harus dipertaruhkan," kata anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsyi kepada detikcom, Sabtu (24/3/2012).
Menurut Aboe persoalan citra adalah persoalan rasa. Jadi bila polisi berseragam melakukan goyang hot di layar kaca menurutnya hal itu adalah sesuatu yang tidak pantas dilihat oleh masyarakat luas.
"Saya rasa para penonton akan menilai hal itu tidak patut," paparnya.
Aboe mengatakan fenomena Norman Kamaru dan Saeful Bachrie merupakan potensi yang bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Polri untuk lebih mendekatkan institusi ini ke masyarakat.
"Inovasi kayak gini saya lihat berhasil dilakukan oleh Korlantas Polri dibawah pimpinan Pak Djoko Susilo. Mereka berhasil mendekatkan diri kepada masyarakat melalui layanan pantauan lalu lintas di NTMC Polri," kata Ketua DPP PKS ini.
Belajar dari Norman Kamaru sebelumnya, lanjut Aboe, hal seperti ini kerap berujung dilematis antara persoalan gemerlap dunia hiburan serta identitas dan citra korps yang harus tetap di jaga. Polri perlu melakukan tata kelola yang baik dan benar atas bakat-bakat yang dimiliki para anggotanya.
"Sehingga potensi yang dimiliki akan disalurkan pada jalur dan media yang benar. Tak dapat dipungkiri Norman dan Saeful menjadi perhatian karena seragam coklat yang dikenakan, karenanya ini perlu mendapatkan perhatian serius," tutupnya.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung ,, Jangan Lupa Berikan Komentarnya Untuk Artikel Ini