Sang
ayah, Huang, 47 tahun, adalah pemilik pabrik pembuatan mie, ia seorang
alkoholik. Malam itu ia keluar bersama teman-temannya, dan pulang
kerumah dalam keadaan mabuk berat. Istrinya, Lin, sangat marah melihat
keadaannya, sehingga mereka mulai terlibat cekcok mulut.
Ketika itu Lin sedang menggendong bayi mereka, dan sampai pada satu titik perdebatan mereka, Huang menjadi kalap. Dengan cepat Huang menyambar anak mereka yang ada digendongan Lin, dan langsung melemparnya ke dalam wajan besar mendidih, wajan yang sedang digunakan untuk merebus mie.
Lin sangat shock, secepat mungkin dia menarik bayinya keluar dari air mendidih, tapi sudah terlambat, karena 90% dari tubuh bayi itu terendam air panas.
Ketika itu Lin sedang menggendong bayi mereka, dan sampai pada satu titik perdebatan mereka, Huang menjadi kalap. Dengan cepat Huang menyambar anak mereka yang ada digendongan Lin, dan langsung melemparnya ke dalam wajan besar mendidih, wajan yang sedang digunakan untuk merebus mie.
Lin sangat shock, secepat mungkin dia menarik bayinya keluar dari air mendidih, tapi sudah terlambat, karena 90% dari tubuh bayi itu terendam air panas.
Dia
mencoba untuk mendinginkan bayinya dengan menyiramkan air dingin
ketubuh anaknya dan membuka pakaiannya, tapi usaha itu ternyata semakin
membuat bayinya kesakitan, bahkan kulit bayi malang itu jadi mengelupas.
Kemudian Lin berlari membawa bayinya ke rumah kakaknya, dan dengan dibantu oleh kakaknya mereka bergegas pergi ke rumah sakit.
Seorang dokter yang merawat bayi itu menggambarkan bahwa rasa sakit yang diderita sang bayi sama dengan 'disayat-sayat dengan seribu mata pisau', dan 10 kali lebih sakit daripada persalinan.
Ketika polisi tiba di pabrik mie untuk menangkap sang ayah, Huang, mereka mendapati Huang berdiri di sana sedang memasak mie seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
Huang kemudian mengatakan kepada polisi bahwa ia tidak bermaksud untuk melemparkan bayi mereka dalam air mendidih. "Saya benar-benar menyesali apa yang saya lakukan setelah mabuk terlalu berat. "
Di rumah sakit, awalnya kondisi bayi tampak membaik ketika ditangani oleh tim dokter, tapi keesokkan harinya, kondisi bayi itu menjadi memburuk.
Kemudian Lin berlari membawa bayinya ke rumah kakaknya, dan dengan dibantu oleh kakaknya mereka bergegas pergi ke rumah sakit.
Seorang dokter yang merawat bayi itu menggambarkan bahwa rasa sakit yang diderita sang bayi sama dengan 'disayat-sayat dengan seribu mata pisau', dan 10 kali lebih sakit daripada persalinan.
Ketika polisi tiba di pabrik mie untuk menangkap sang ayah, Huang, mereka mendapati Huang berdiri di sana sedang memasak mie seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
Huang kemudian mengatakan kepada polisi bahwa ia tidak bermaksud untuk melemparkan bayi mereka dalam air mendidih. "Saya benar-benar menyesali apa yang saya lakukan setelah mabuk terlalu berat. "
Di rumah sakit, awalnya kondisi bayi tampak membaik ketika ditangani oleh tim dokter, tapi keesokkan harinya, kondisi bayi itu menjadi memburuk.
Dan tiga hari kemudian, bayi berumur 10 bulan itu akhirnya meninggal dunia karena kegagalan multiple organ.
"Kami menghormati keinginan sang ibu untuk tidak defibrillate atau melakukan resusitasi cardiopulmonary dan kami memberi bayi semua obat yang kita bisa, termasuk antibiotik. Sayangnya, nyawa gadis kecil itu tidak dapat diselamatkan " demikian keterangan dari pihak rumah sakit.
"Ini terlalu menyakitkan bagi saya," kata sang ibu dalam isak tangisnya.
"Kami menghormati keinginan sang ibu untuk tidak defibrillate atau melakukan resusitasi cardiopulmonary dan kami memberi bayi semua obat yang kita bisa, termasuk antibiotik. Sayangnya, nyawa gadis kecil itu tidak dapat diselamatkan " demikian keterangan dari pihak rumah sakit.
"Ini terlalu menyakitkan bagi saya," kata sang ibu dalam isak tangisnya.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung ,, Jangan Lupa Berikan Komentarnya Untuk Artikel Ini