DUA
LUBANG - Lubang menganga Guatemala City, setelah sapuan badai Agatha,
akhir Mei lalu. Hal serupa juga terjadi di utara kota ini, 23 Februari
2007 lalu.(AFP PHOTO /Orlando SIERRA)
GUATEMALA CITY – Badai Agatha meninggalkan jejak mendalam bagi penduduk Guatemala dan negara-negara di sekitarnya. Hingga kemarin (1/6), jumlah korban jiwa dilaporkan mendekati angka 150. Kerugian fisik dan kerusakan infrastruktur akibat badai juga sangat parah.
Salah satu jejak fisik yang ditinggalkan Badai Agatha adalah lubang tanpa dasar yang tiba-tiba tercipta di kawasan utara Ciudad de Guatemala alias Guatemala City. Konon, lubang berukuran lebih besar dari perempatan itu menelan dua bangunan permanen.
”Sebuah gedung tiga lantai dan sebuah rumah masuk ke dalam lubang tersebut,” kata seorang warga yang diwawancarai CNN.
Kabarnya, seorang pria yang berprofesi sebagai penjaga terperosok dalam lubang raksasa itu, dan tewas. Tapi, pemerintah kota setempat tidak berkenan memberikan keterangan apa pun. Sejauh ini, belum ada keterangan resmi dari pemerintah tentang lubang yang diciptakan badai Agatha tersebut. Baik tentang ukuran diameter lubang maupun kedalamannya.
Sebelumnya, lubang semacam itu juga pernah tercipta di wilayah utara ibu kota Guatemala tersebut. Tapi, ukuran lubang yang tiba-tiba muncul pada Februari 2007 lalu itu relatif kecil. Kedalamannya sekitar 100 meter. Patung Liberty pun cukup masuk di dalamnya.
Lubang yang konon tercipta akibat sistem saluran air yang payah itu menewaskan tiga orang. Ketika itu, sekitar 1.000 warga juga terpaksa diungsikan dari wilayah tersebut.
Menurut para ahli, lubang runtuhan seperti yang tiba-tiba muncul di Guatemala tersebut bukan peristiwa langka. Biasanya, lubang-lubang itu tercipta akibat depresi alami atau erosi lapisan tanah dan lapisan batuan. Kadang-kadang, lubang semacam itu muncul akibat derasnya aliran air di bawah tanah atau di atas permukaan tanah yang menggerus lapisan tanah dan batuan dalam waktu cepat.
Selain di Guatemala, lubang alami berukuran raksasa seperti itu juga muncul di Negara Bagian Kentucky, Amerika Serikat (AS). Sampai saat ini, lubang raksasa yang lebih dikenal dengan sebutan Cedar Sink itu masih ada. Bahkan, menjadi salah satu obyek wisata favorit di Mammoth Cave National Park. Saking dalamnya Cedar Sink, aliran sungai bawah tanah yang melintas tepat di lubang itu bisa dilihat dengan jelas.
Sementara itu, hingga kemarin, upaya evakuasi korban masih berlangsung. Tim penyelamat yang dibantu militer dan pasukan pemadam kebakaran mengaku kesulitan mengangkat warga yang tertimbun tanah longsor dan reruntuhan gedung. ”Kami hanya punya sekop dan cangkul. Kami tidak punya mesin yang cukup kuat untuk menggali,” keluh Mario Cruz, salah seorang petugas pemadam kebakaran, kepada Reuters. (hep/dos/jpnn)
GUATEMALA CITY – Badai Agatha meninggalkan jejak mendalam bagi penduduk Guatemala dan negara-negara di sekitarnya. Hingga kemarin (1/6), jumlah korban jiwa dilaporkan mendekati angka 150. Kerugian fisik dan kerusakan infrastruktur akibat badai juga sangat parah.
Salah satu jejak fisik yang ditinggalkan Badai Agatha adalah lubang tanpa dasar yang tiba-tiba tercipta di kawasan utara Ciudad de Guatemala alias Guatemala City. Konon, lubang berukuran lebih besar dari perempatan itu menelan dua bangunan permanen.
”Sebuah gedung tiga lantai dan sebuah rumah masuk ke dalam lubang tersebut,” kata seorang warga yang diwawancarai CNN.
Kabarnya, seorang pria yang berprofesi sebagai penjaga terperosok dalam lubang raksasa itu, dan tewas. Tapi, pemerintah kota setempat tidak berkenan memberikan keterangan apa pun. Sejauh ini, belum ada keterangan resmi dari pemerintah tentang lubang yang diciptakan badai Agatha tersebut. Baik tentang ukuran diameter lubang maupun kedalamannya.
Sebelumnya, lubang semacam itu juga pernah tercipta di wilayah utara ibu kota Guatemala tersebut. Tapi, ukuran lubang yang tiba-tiba muncul pada Februari 2007 lalu itu relatif kecil. Kedalamannya sekitar 100 meter. Patung Liberty pun cukup masuk di dalamnya.
Lubang yang konon tercipta akibat sistem saluran air yang payah itu menewaskan tiga orang. Ketika itu, sekitar 1.000 warga juga terpaksa diungsikan dari wilayah tersebut.
Menurut para ahli, lubang runtuhan seperti yang tiba-tiba muncul di Guatemala tersebut bukan peristiwa langka. Biasanya, lubang-lubang itu tercipta akibat depresi alami atau erosi lapisan tanah dan lapisan batuan. Kadang-kadang, lubang semacam itu muncul akibat derasnya aliran air di bawah tanah atau di atas permukaan tanah yang menggerus lapisan tanah dan batuan dalam waktu cepat.
Selain di Guatemala, lubang alami berukuran raksasa seperti itu juga muncul di Negara Bagian Kentucky, Amerika Serikat (AS). Sampai saat ini, lubang raksasa yang lebih dikenal dengan sebutan Cedar Sink itu masih ada. Bahkan, menjadi salah satu obyek wisata favorit di Mammoth Cave National Park. Saking dalamnya Cedar Sink, aliran sungai bawah tanah yang melintas tepat di lubang itu bisa dilihat dengan jelas.
Sementara itu, hingga kemarin, upaya evakuasi korban masih berlangsung. Tim penyelamat yang dibantu militer dan pasukan pemadam kebakaran mengaku kesulitan mengangkat warga yang tertimbun tanah longsor dan reruntuhan gedung. ”Kami hanya punya sekop dan cangkul. Kami tidak punya mesin yang cukup kuat untuk menggali,” keluh Mario Cruz, salah seorang petugas pemadam kebakaran, kepada Reuters. (hep/dos/jpnn)
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung ,, Jangan Lupa Berikan Komentarnya Untuk Artikel Ini