Awas suplemen dan multivitamin yang berlebihan
Berbagai
macam suplemen dan multivitamin marak dijual di pasaran. Namun, pakar
gizi menyarankan, sebaiknya Anda berhati-hati dalam mengonsumsinya. Agar
lebih aman, mereka merekomendasikan agar Anda tak terlalu banyak
mengonsumsi zat-zat buatan itu. Mengonsumsi suplemen atau multivitamin
secara berlebihan kemungkinan besar malah bakal mengakibatkan efek
samping, misalnya ketergantungan. Fransiska A Sastradidjaya, pakar gizi Universitas Islam Negeri, Ciputat, Jakarta,
lebih menyarankan Anda untuk mendapatkan asupan vitamin secara alami
lewat konsumsi buah dan sayur. Anda boleh ketahui bahwa, kandungan
vitamin dalam sayur dan buah
sudah cukup lengkap. Selain itu, sayur dan buah juga mengandung
unsur-unsur lain, seperti mineral, serat, protein zat besi, juga
beberapa lainnya.
Contohnya pada Buah
pisang, Setiap 100 gram pisang mengandung energi sekitar 136 kalori.
Pisang juga kaya mineral, seperti kalium, magnesium, fosfor, dan
kalsium. Kemudian juga mengadung vitamin C, B kompleks, B6, dan
serotonin yang membantu kelancaran fungsi otak. Adapun untuk sayuran
contohnya kangkung. Sayur ini mengandung vitamin A, B1, dan C. Selain
itu juga protein, kalsium, zat besi. Sayur ini juga banyak manfaatnya,
seperti menjadi antiracun, antiradang. Kita tidak perlu mengonsumsinya
terlalu banyak. Menyantapnya tiga kali sehari bersamaan dengan jadwal
makan sudah cukup.
Berhenti bergantungan pada Suplemen
Sebagian
orang meyakini vitamin atau suplemen sebagai pengganti makanan.
Akibatnya, mereka merasa tak perlu mengonsumsi terlalu banyak makanan.
Ini pemahaman yang salah karena bisa merusak keseimbangan sistem tubuh
kita. Suplemen yang dijual
bebas di pasaran sebenarnya tidak bisa memenuhi kebutuhan tubuh. Yang
terjadi bisa kelebihan atau kekurangan. Ini karena suplemen seperti itu
tidak bisa diresepkan oleh dokter sehingga takarannya tak terkontrol.
Salah satu prinsip diet seimbang adalah mengatur asupan karbohidrat,
lemak, serta protein secara saksama dalam sehari. Artinya, harus ada
variasi bahan makanan. Apabila syarat ini terpenuhi, suplemen vitamin
dan mineral tak perlu dikonsumsi. Sebab, kebutuhan nutrisi sudah dapat
dipenuhi dari asupan makanan yang lengkap dan variatif. Tetapi sebaiknya
anda di sarankan berkonsultasi pada dokter.
Suplemen yang harus diwaspadi
Pemakaian
suplemen di bawah ini sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan dokter.
Sebab, sebenarnya kita sudah mendapat asupan yang cukup dari makanan
sehari-hari.
- Asam folat
Senyawa
ini dipercaya dapat membantu pembentukan otak janin dan mencegah cacat
pada janin. Namun, studi yang dilakukan para peneliti di Amerika Serikat
pada tahun 2007 menyebutkan bahwa asupan suplemen folat
lebih dari 1 mg per hari dapat meningkatkan risiko kanker usus. Jika
kita sudah punya anak dan tak ingin menambah lagi, dianjurkan mengasup
400 mikrogram asam folat. Kita bisa mendapatnya dari sumber alami,
seperti biji-bijian dan gandum.
- Vitamin E
Penelitian
yang dilakukan pada 2008 di AS menyebutkan bahwa vitamin E dapat
meningkatkan risiko kanker paru-paru, terutama pada wanita perokok.
Selain itu, beberapa jenis obat juga tidak boleh dikonsumsi bersama-sama
dengan vitamin ini. Jadi, konsultasikan dulu dengan dokter.
- Beta karoten
Beberapa penelitian ilmiah mengungkapkan bahwa konsumsi suplemen karotena B dapat meningkatkan risiko kanker dan gangguan hati.
Cara membeli suplemen
Menurut situs Supplementwatch, sebagian produk suplemen mempunyai kadar ingredient
utama lebih rendah dari yang tercantum. Agar kantong Anda terhindar
dari kebocoran karena salah membeli suplemen, coba simak panduan
berikut.
- Periksa segel
Segel
menandakan bahwa produk suplemen sudah melewati pengujian kualitas dari
lembaga berwenang. Jika di Indonesia pengujian dilakukan lembaga
pemerintah seperti BPOM, di negara maju pengontrolan dilakukan lembaga independen.
- Pilih nutrien yang mudah diserap
Tak semua nutrien akan diserap tubuh dengan mudah. Misalnya molekul anorganik seperti oxides hanya diserap sebagian. Sebaliknya, molekul organik citrates akan diserap secara penuh.
- Hindari filler yang sulit larut
Saat
diproduksi tablet dibentuk terlalu padat sehingga perut perlu waktu
lebih dari 45 menit untuk memecahnya. Ini akan mengakibatkan bahan aktif
melewati tubuh dengan sebagian atau seluruhnya tak bisa dipakai. Untuk
menghindarinya, pilih suplemen cair atau kapsul lunak dari gelatin atau
selulosa yang bisa dicerna cepat.
Suplementasi selenium harus dipertanyakan
Penggunaan
suplemen kesehatan di era modern seperti ini memang sudah bagian dari
gaya hidup dalam upaya menangkal kemungkinan tertular berbagai jenis
penyakit. Suplemen antioksidan
biasanya menjadi pilihan karena banyak yang berpendapat bahwa dengan
mengkonsumsi antioksidan, maka proses penuaan dapat dihambat walaupun
umur tidak dapat diperpanjang. Bukti-bukti ilmiah juga menunjukkan bahwa
antioksidan berkhasiat mencegah timbulnya berbagai penyakit.Beberapa
macam mineral esensial seperti seng, tembaga atau selenium telah
terbukti mempunyai khasiat sebagai antioksidan atau meningkatkan
aktivitas antioksidan suatu zat tertentu. Oleh karena itu, mengonsumsi
bahan-bahan pangan sumber mineral tersebut sangat penting dalam pola
makan sehari-hari. Selain ada yang memilih sumber alami, ada pula yang
lebih suka untuk mengonsumsinya dalam bentuk suplemen tablet mineral
atau bukan dari makanan alami.
Meski
selenium termasuk salah satu elemen penting dalam diet, kini telah
muncul kecenderungan bahwa manusia kehilangan kebutuhan akan selenium
yang biasa terkandung dalam protein dan diangkut melalui plasma darah.
Kebutuhan ini, kata para ahli, mulai menurun ketika nenak moyang manusia
meninggalkan laut dan berevolusi menjadi mamalia. Beberapa elemen dasar
yag diperlukan adalah mikronutrien
penting untuk manusia dan binatang. Tetapi mengapa sejumlah organisme
menggunaan sejenis mineral tertentu hingga lebih luas dari pada yang
lainnya justru tidak dipahami. Kami telah menemukan bahwa perubahan
evolusioner dari ikan menjadi mamalia diikuti dengan berkurangnya
penggunaan protein yang mengandung selenium. Selenoprotein pada
vertebrta, terang peneliti, telah berubah atau mengalami rekonstruksi
berdasarkan riset ini yakni: 19 pada mamalia, 4 pada ikan, 1 pada
burung dan 2 pada amfibi.
Beberapa kelainan atau penyakit pada manusia juga dikaitkan dengan kekurangan selenium seperti penyakit Keshan Disease.
Yaitu sejenis penyakit dimana penderita mengalami gangguan pada otot
jantung, yang mengakibatkan penurunan fungsi jantung sebagai akibat
pembengkakan jantung. Penyakit ini banyak ditemukan pada Propinsi Keshan di negara Cina.
Penyakit ini berkembang pesat di propinsi tersebut diakibatkan karena
tanah di daerah tersebut kandungan seleniumnya rendah. Selain itu ada
pula Myxedermatous Endemic Cretinism,
sejenis penyakit mongolism yang dikaitan dengan defisiensi selenium
dan iodine dan ditemukan di Afrika. Pertanyaan seputar penggunaan
suplemen secara luas elemen penting ini hingga jumlah mksimum protein
yang dikandungnya. Suplemen telah banyak digunakan tanpa mengetahui
kelompok populasi mana yang akan memperoleh manfaatnya.
sumber :http://setengahbaya.info
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung ,, Jangan Lupa Berikan Komentarnya Untuk Artikel Ini