Penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 yang menabrak Gunung
Salak mulai terkuak. Pengawas udara diduga kurang memandu pilot yang tak
paham medan.
Laporan utama majalah Tempo, "Musabab Jatuhnya Sukhoi",
edisi Senin, 18 Juni 2012, memuat isi rekaman percakapan terakhir
antara pilot Sukhoi Superjet 100, Aleksandr, dan N, petugas pengatur
lalu lintas udara di Terminal East Bandar Udara Soekarno-Hatta,
Cengkareng, Banten. (Baca juga: Pilot Sukhoi Sempat Berteriak: Ya Tuhan Apa Ini!)
»Tower
36801 good afternoon, establish Radial 200 degrees VOR ten thousand
feet…(Selamat siang tower 36801, ada di ketinggian 10.000 kaki)” ucap
sang pilot pada pukul 14.24. Petugas menara pengatur lalu lintas udara
(Air Traffic Controller), sebut saja bernama N menjawab, »RA36801 radar
contact, maintain ten thousand proceed area. (RA36801 kontak rada, jaga
ketinggian di 10.000 kaki di area itu)” Sesuai dengan prosedur, pilot
Aleksandr mengulang instruksi petugas: »Maintain level 10.000 feet 36801
(jaga ketinggian di 10.000 kaki).”
Jet baru itu melaju
menuju Pelabuhan Ratu sesuai dengan tujuan penerbangan. Pilot
menerbangkan pesawatnya dengan status Instrument Flight Rules. Artinya,
pilot mengikuti panduan alat navigasi di kokpit dan panduan petugas
pengatur lalu lintas udara.
Dua menit terbang di ketinggian
10 ribu kaki, pilot menghubungi petugas: »Tower, 36801 request descend
6.000 feet. (Tower, 36801 meminta turun di 6.000 kaki).” Petugas N
menjawab, »36801 say again request (36801 kembali meminta turun).” Pilot
Aleksandr mengulang permintaan untuk menurunkan pesawat ke ketinggian
1.828 meter di atas permukaan laut. N segera membalas, »Ok, 6.000
copied. (Ok. 6.000 kaki diterima).” Sang pilot mengulang, »Descend to
6.000 feet 36801 (turun ke 6.000 kaki).”
Di radio, ketika
jam berdetak pada pukul 14.28, pilot Aleksandr terdengar kembali meminta
persetujuan. »Tower, 36801 request turn right orbit present position.”
Tak menanyakan alasan pilot memutarkan pesawatnya ke kanan, N langsung
setuju: »RA 36801 approve orbit to the right six thousand (RA 36801
setuju orbit ke kanan ke 6.000 kaki).” (Baca juga: Pemandu ATC di Insiden Sukhoi Belum Diizinkan Bekerja Lagi)
Permintaan
memutarkan pesawat itu merupakan komunikasi terakhir pilot. Hampir lima
menit setelahnya, pesawat menabrak tebing. Dari rekaman kotak hitam,
menurut seorang penyelidik dari Rusia, sesaat setelah permintaan memutar
disetujui, pilot menjerit.
Ketua Komite Nasional
Keselamatan Transportasi Tatang Kurniadi tak menampik ketika dimintai
konfirmasi soal komunikasi pilot dan pemandunya itu. »Percakapan ini
normatif, tak ada petunjuk apa pun. Kami punya yang lebih lengkap,” kata
dia, Selasa pekan lalu.
Menurut Tatang, semua data
komunikasi, rekaman radar, juga kotak hitam pesawat telah diserahkan
kepada lembaganya. »Semua petugas juga telah dimintai keterangan.”
Seorang
investigator Rusia yang mengetahui analisis sementara kotak hitam
mengatakan Yablontsev berniat melakukan manuver setelah permintaan
turunnya disetujui menara Cengkareng. "Dia mau terbang di celah dua
puncak gunung," katanya. Salak punya tiga pucuk dengan lembah-lembahnya
yang curam.
Seorang petugas di Cengkareng menyimpulkan,
pemandu memiliki andil dalam kecelakaan. "Semestinya pemandu tak
menyetujui permintaan pilot berbelok ke kanan karena di monitor radar
sebenarnya tercantum gunung," ujarnya. Selengkapnya baca laporan utama
majalah Tempo, Musabab Jatuhnya Sukhoi.
sumber
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung ,, Jangan Lupa Berikan Komentarnya Untuk Artikel Ini