Orang
baik ataupun jahat sama-sama akan menuai hasil perbuatannya selama di
dunia di hari perhitungan nanti. Secara akal sehat, mereka takkan
mungkin dibiarkan mati begitu saja tanpa adanya balasan atas mereka.
Sehingga orang-orang yang baik tidak mungkin mendapat ganjaran yang
sama dengan mereka yang jahat.
Hari kiamat adalah hari yang sangat dahsyat.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
memberitakan dahsyatnya hari tersebut di dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Hai
manusia, bertakwalah kepada Rabbmu. Sesungguhnya goncangan hari kiamat
itu adalah suatu kejadian yang sangat dahsyat. (Ingatlah) pada hari
(ketika) kalian melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang
menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan wanita yang hamil gugur
kandungannya, kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal
sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat
sangat keras.” (Al-Hajj:1-2)
Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Kalian
akan dikumpulkan pada hari kiamat nanti dalam keadaan tidak memakai
alas kaki, tidak berpakaian, dan belum dikhitan.” Aisyah radhiyallahu
‘anha berkata: “Wahai Rasulullah, kaum pria dan wanita sebagian mereka
akan melihat yang lainnya.” Rasulullah berkata: “Keadaan ketika itu
lebih dahsyat, mereka tidak lagi memikirkan hal itu.” (HR. Al-Bukhari no. 6572, Muslim no. 2859)
Di
hari kiamat akan terjadi beberapa peristiwa yang harus diimani seorang
muslim. Al-Imam Ath-Thahawi rahimahullahu berkata: “Kami beriman
adanya ba’ts (kebangkitan setelah mati), balasan amal, ditampakkannya
amalan, hisab, membaca catatan amal, (juga beriman) adanya pahala dan
siksa, serta shirath dan mizan.” (Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyyah)
Al-Imam
Ash-Shabuni rahimahullahu menyatakan: “Ahlud din dan sunnah beriman
akan adanya kebangkitan setelah mati di hari kiamat serta mengimani
segala yang telah diberitakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang
dahsyatnya hari yang haq tersebut.”
Ba’ts (Kebangkitan)
Di
antara kejadian yang akan terjadi di hari kiamat adalah ba’ts. Ba’ts
adalah dihidupkannya kembali seluruh manusia yang telah mati pada hari
kiamat. (Syarh Lum’atul I’tiqad hal. 115)
Ibnu Taimiyyah
rahimahullahu menerangkan: “Yang dimaksud di sini adalah dihidupkannya
orang-orang yang telah mati dan keluarnya mereka dari kubur mereka
untuk mendapatkan keputusan di hari kiamat.” (Tanbihatus Saniyah hal.
225)
Dalil akan adanya ba’ts (kebangkitan) adalah Al-Qur`an, As-Sunnah, dan ijma’. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan
dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat
yang dekat. (Yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan
sebenar-benarnya. Itulah hari keluar (dari kubur).” (Qaf: 41-42)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Tidaklah
orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan
pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri
menghadap Rabb semesta alam?” (Al-Muthaffifin: 4-6)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dari
bumi (tanah) itulah, Kami menjadikan kalian, kepadanya Kami akan
mengembalikan kalian, dan darinya Kami akan mengeluarkan kalian di kali
yang lain.” (Thaha: 55)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan
Allah menumbuhkan kalian dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian
Dia mengembalikan kalian ke dalam tanah serta mengeluarkan kalian
(darinya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.” (Nuh:17-18)
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal.” (HR. Muslim no. 2878)
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika
Allah menginginkan siksa pada suatu kaum, niscaya adzab-Nya mengenai
orang yang bersama mereka, kemudian mereka akan dibangkitkan sesuai
dengan amalan mereka.” (HR. Al-Bukhari no. 6575, Kitabul Fitan, Bab Idza Anzalallahu bi Qaumin ‘Adzaban)
Ayat-ayat
dan hadits di atas adalah sebagian dari dalil-dalil tentang adanya
ba’ts (hari manusia dihidupkan kembali). Dan kaum muslimin sepakat akan
adanya ba’ts.
Setiap Orang akan Dibangkitkan Sesuai Keadaannya ketika Mati
Hadits-hadits
yang shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan
akan hal tersebut, yakni setiap orang akan dibangkitkan sesuai dengan
keadaannya ketika meninggal.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal.” (HR. Muslim no. 2878, Kitabul Jannah wa Shifati Na’imiha wa Ahliha, Bab Al-Amru bi Husni Zhan billahi Ta’ala ‘indal Maut)
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyatakan tentang seseorang yang terluka di medan perang:
“Demi
Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah ada seorang yang terluka di
jalan Allah –Allah Maha Tahu siapa yang terluka di jalan-Nya– kecuali
dia akan datang di hari kiamat dalam keadaan terluka, warnanya warna
darah namun baunya bau misik (minyak wangi).” (HR. Al-Bukhari
no. 2593, Kitabul Jihad was Sair, Bab Man Yujrahu fi Sabilillah ‘Azza
wa Jalla dan Muslim, no. 1876, Kitabul Imarah, Bab Fadhlul Jihad wal
Khuruj fi Sabilillah)
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang seseorang yang meninggal dalam keadaan ihram:
“Mandikanlah
dia dengan air dan daun bidara, kafanilah dia dengan dua pakaian
ihramnya, janganlah kalian menutup kepalanya, karena Allah akan
membangkitkan dia dalam keadaan bertalbiyah.” (HR. Muslim no. 1206, Kitabul Hajj, Bab Ma Yuf’alu bil Muhrim idza Mata)
Manusia Dibangkitkan ketika Malaikat Israfil Meniup Sangkakala yang Kedua
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan
ditiuplah sangkakala, maka matilah semua makhluk yang di langit dan di
bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala
itu sekali lagi maka mereka pun berdiri menunggu (putusannya
masing-masing).” (Az-Zumar: 68)
Asy-Syaikh Al-Hakami
rahimahullahu berkata: “Dalam ayat ini disebutkan dua tiupan
sangkakala, yang pertama untuk kematian dan yang kedua dibangkitkannya
makhluk setelah kematian.” (A’lamus Sunan Al-Mansyurah hal. 97)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka.” (Yasin: 51)
Tiupan ini adalah tiupan sangkalala yang kedua, sebagaimana dalam hadits Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma:
“Kemudian ditiuplah sangkakala untuk kali berikutnya. Maka manusia pun berdiri menunggu (keputusan).” (HR. Muslim no. 2940)
Manusia Dibangkitkan Kembali dari Tulang Ekornya
Al-Imam
Ibnul Abil ‘Izzi rahimahullahu berkata: “Pendapat salaf dan jumhur
orang-orang yang berakal adalah bahwa jasad manusia berubah dari satu
keadaan ke yang lainnya. Menjadi tanah, kemudian Allah Subhanahu wa
Ta’ala bangkitkan kembali. Sebagaimana adanya perubahan pada penciptaan
jasad tersebut di kehidupannya yang pertama, dari setetes mani kemudian
menjadi segumpal darah kemudian menjadi segumpal daging, kemudian
menjadi daging dan tulang sampai akhirnya menjadi satu jasad yang
sempurna. Demikian pula Allah Subhanahu wa Ta’ala kembalikan dia di
kehidupan yang kedua setelah seluruh jasadnya punah kecuali pangkal
tulang ekornya. Telah disebutkan dalam kitab Ash-Shahih, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Semua
jasad bani Adam akan punah kecuali ‘ajabu dzanbi (pangkal tulang
ekor), darinya ibnu Adam diciptakan dan darinya jasadnya akan kembali
disusun….” (Lihat Syarh Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyah hal. 410)
Ba’ts adalah Mengembalikan Jasad yang telah Hancur, Bukan Penciptaan Jasad yang Baru
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan
Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian
mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu
adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di
langit dan di bumi; dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Ar-Rum: 27)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sebagaimana
Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan
mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya
Kamilah yang akan melaksanakannya.” (Al-Anbiya`: 104)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan
ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa akan kejadiannya; ia
berkata: ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah
hancur luluh?’ Katakanlah: ‘Ia akan dihidupkan oleh Dzat yang
menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang
seluruh makhluk’.” (Yasin: 78-79)
Di dalam hadits qudsi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Tidaklah penciptaan yang pertama lebih mudah bagi-Ku daripada mengembalikannya.” (HR. Al-Bukhari no. 4973)
Asy-Syaikh
Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu berkata ketika menjelaskan perkataan Ibnu
Taimiyah rahimahullahu: “Dikembalikan ruh-ruh kepada jasadnya”: “(Ini)
dalil bahwa ba’ts adalah mengembalikan jasad yang pernah ada bukan
menciptakan jasad yang baru akan tetapi mengembalikan jasad yang telah
punah dan berubah. Karena jasad manusia berubah menjadi tanah, tulang
manusia menjadi lapuk. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala satukan
kembali tubuh yang telah bercerai tersebut hingga menjadi jasad yang
sempurna kemudian dikembalikanlah semua ruh kepada jasad-jasadnya.
Adapun orang yang menyangka akan adanya penciptaan jasad yang baru,
sangkaan ini batil, terbantahkan oleh Al-Qur`an dan As-Sunnah serta
akal.” (Lihat Syarh Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah karya Asy-Syaikh Muhammad
bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu). Wallahu a’lam.
Hukum Mengingkari Ba’ts (Kebangkitan)
Asy-Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullahu mengatakan: “Barangsiapa
mengingkari ba’ts berarti dia telah kafir. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
“Orang-orang yang kafir
mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan.
Katakanlah: ‘Bahkan, demi Rabbku, benar-benar kalian akan dibangkitkan,
kemudian akan diberitakan kepada kalian apa yang telah kalian
kerjakan. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah’.” (At-Taghabun: 7) [Lihat Al-Ushul Ats-Tsalatsah]
Asy-Syaikh
Hafizh bin Ahmad Al-Hakami rahimahullahu berkata: “Dia (yakni orang
yang mengingkari ba’ts) telah kafir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,
kepada kitab-kitab dan para rasul-Nya.” (A’lamus Sunan Al-Mansyurah,
hal. 96)
Bantahan terhadap Orang yang Mengingkari Ba’ts (Kebangkitan)
Kita nyatakan kepada orang yang mengingkari ba’ts tersebut:
1.
Masalah ba’ts ini telah mutawatir penukilannya dari para nabi dan
rasul di dalam kitab-kitab yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan dan
telah diterima oleh umat. Bagaimana kalian mengingkarinya sementara
kalian justru menerima penukilan filosof dan pemikir yang menyimpang?
Padahal penukilan mereka tidaklah sampai derajat penukilan berita adanya
ba’ts, tidak dalam cara penyampaiannya ataupun kenyataan yang terjadi.
2. Perkara ba’ts telah dipersaksikan oleh akal akan kemungkinannya. Hal ini terbukti dari beberapa sisi:
a.
Semua orang tidaklah mengingkari bahwa dia diciptakan dari tidak ada.
Dzat yang menciptakannya dari tidak ada, adalah Mahakuasa untuk
mengembalikannya sebagaimana menciptakan dia dari tidak ada. Sebagaimana
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan
Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian
mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu
adalah lebih mudah bagi-Nya.” (Ar-Rum: 27)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sebagaimana
Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan
mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati, sesungguhnya
Kamilah yang akan melaksanakannya.” (Al-Anbiya`: 104)
b.
Seluruh manusia tidak mengingkari tentang besarnya penciptaan langit
dan bumi, karena keduanya adalah makhluk yang besar serta indah
bentuknya. Dzat yang telah menciptakan keduanya adalah Mahakuasa untuk
menciptakan manusia dan mengembalikan mereka (hidup) setelah mati. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya
penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia
akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ghafir: 57)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan
apakah mereka tidak memerhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang
menciptakan langit dan bumi dengan tidak merasa payah dalam
menciptakannya, Maha Kuasa untuk menghidupkan orang-orang mati? Ya,
(bahkan) sesungguhnya dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al-Ahqaf: 33)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan
tidaklah Dzat yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa
menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah
Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya keadaan-Nya apabila
Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: ‘Jadilah!’ Maka
terjadilah ia.” (Yasin: 81-82)
c. Semua orang yang punya
penglihatan bisa menyaksikan tanah yang tandus tidak bisa menumbuhkan
tanaman. Ketika turun hujan, ia menjadi subur dan tumbuh
tanaman-tanaman di atasnya setelah mati. Dzat yang telah menghidupkan
tanah setelah matinya adalah Mahakuasa untuk menghidupkan manusia yang
telah mati serta membangkitkannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan
di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan
gersang. Maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak
dan subur. Sesungguhnya Dzat yang menghidupkannya, pastilah dapat
menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” (Fushshilat: 39)
3. Masalah ba’ts ini telah
dipersaksikan oleh indera dan kenyataan akan kemungkinannya.
Sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala kabarkan kepada kita tentang
adanya kejadian-kejadian pernah dihidupkannya makhluk setelah mati
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Atau
apakah (kamu tidak memerhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang
(dindingnya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: ‘Bagaimana
Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?’ Maka Allah
mematikan orang tersebut seratus tahun, kemudian menghidupkannya
kembali. Allah bertanya: ‘Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?’ Ia
menjawab: ‘Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari.’ Allah
berfirman: ‘Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun
lamanya. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah; dan
lihatlah keledai kamu (yang telah menjadi tulang-belulang); Kami akan
menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada
tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali,
kemudian Kami membalutnya dengan daging.’ Maka tatkala telah nyata
kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun
berkata: ‘Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu’.” (Al-Baqarah: 259)
4.
Hikmah menghendaki adanya ba’ts setelah kematian, agar setiap jiwa
mendapatkan balasan atas apa yang telah dilakukannya. Kalaulah tidak
ada ba’ts niscaya penciptaan manusia hanyalah sia-sia, tidak ada nilai
dan hikmahnya. Tidak ada perbedaan antara manusia dan hewan ternak
dalam kehidupan ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Apakah
kalian mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara
main-main (sia-sia) dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada
Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada
sesembahan yang haq selain Dia, Rabb (yang mempunyai) ‘Arsy yang
mulia.” (Al-Mu`minun: 115-116)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya
hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya) agar
tiap-tiap diri mendapatkan balasan atas apa yang telah dilakukannya.” (Thaha: 15)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Mereka
bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh:
‘Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.’ (Tidak demikian),
bahkan (pasti Allah akan membangkitkan mereka), suatu janji yang benar
dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. Agar Allah
menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu, agar
orang-orang kafir itu mengetahui bahwasanya mereka adalah orang-orang
yang berdusta. Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila
Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: ‘Kun (jadilah)’,
maka jadilah ia.” (An-Nahl: 38-40)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Orang-orang
yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan
dibangkitkan. Katakanlah: ‘Tidak demikian, demi Rabbku, benar-benar
kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan.’ Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (At-Taghabun: 7) [Diringkas dari Syarh Al-Ushuluts Tsalatsah karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu]
Demikianlah
sekelumit pembahasan tentang masalah ba’ts yang merupakan salah satu
permasalahan aqidah yang harus diketahui dan diimani seorang muslim.
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberi taufiq
kepada kita untuk selalu istiqamah dalam mencari al-haq dan
mengamalkannya.
Walhamdulillah.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung ,, Jangan Lupa Berikan Komentarnya Untuk Artikel Ini