Liputan6.com, Ramallah: Bulan
depan, beberapa tim peneliti yang menyelidiki kejanggalan kematian
mantan pemimpin Palestina, Yasser Arafat, akan membongkar makamnya.
Mereka dijadwalkan tiba di Ramallah, Palestina, pada 26 November.
"Kami telah diberitahu komisi penyelidikan Prancis akan tiba pada 26
November untuk memulai pekerjaannya," kata sumber berwenang yang terkait
dengan kasus itu kepada AFP.
Dilansir laman AFP, tim tersebut terdiri dari para peneliti
Prancis yang diperkuat dengan para ahli dari Institut Radiasi Fisika di
Universitas Lausanne, Swiss. Mereka rencananya akan tiba di Ramallah
pada waktu yang sama dan melakukan penelitian lebih lanjut, termasuk
membongkar makam Arafat.
"Untuk membongkar makam Arafat dan mengambil spesimen untuk analisis
yang memakan banyak waktu, mungkin beberapa pekan atau bulan," tambah
sumber tersebut.
Menurut keterangan sumber yang merahasiakan identitasnya itu,
otoritas Palestina juga akan menyediakan tim tersebut dengan fasilitas
untuk menemukan bukti kematian Presiden Yasser Arafat yang pasti.
Kasus dugaan pemimpin Palestina yang mati secara tak wajar ini
sebelumnya diajukan oleh istri Arafat, Suha Arafat, yang menduga
suaminya mati akibat diracun polonium. [Baca: Suha Arafat Ajukan Kasus Kematian Arafat ke Prancis]
Polonium adalah zat yang sangat beracun dan jarang ditemukan di luar
kalangan militer dan ilmiah. Racun tersebut juga dilaporkan menjadi
penyebab kematian mantan mata-mata Kremlin Alexander Litvinenko, yang
meninggal pada 2006 di London akibat meminum teh yang dicampur dengan
polonium itu. (FRD)
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung ,, Jangan Lupa Berikan Komentarnya Untuk Artikel Ini