Sebuah lab robot di Florida tengah membuat sebuah 'Robocop' -- robot
yang bisa berpindah-pindah dan melaporkan kejahatan, dan dipiloti oleh
polisi yang memiliki keterbatasan fisik.
Lab ini kini sedang mengembangkan dua robot yang nilainya mencapai $500 ribu atau Rp 4,7 miliar atas pinjaman dari program militer 'Urban Warrior'.
Ide riset di Florida International University ini adalah agar polisi-polisi difabel bisa tetap bekerja dan melayani di garis depan.
Program ini juga diharapkan bisa menyerap veteran perang yang mengalami cacat fisik untuk menjadi pilot buat 'Telebots'.
Mesin standar militer ini akan berpatroli di kawasan pelabuhan serta fasilitas nuklir, dan memungkinkan para petugas polisi untuk 'melihat' lewat kamera video.
'Robocop' ini adalah buah pikiran Jeremy Robbins, letnan di Angkatan Laut AS yang membiayai riset awal proyek sebesar $20 ribu atau Rp 191 juta dari uangnya sendiri.
Ia juga yang meminta pinjaman dua robot standar militer dari Institute for Human and Machine Cognition (IHMC) dengan nilai Rp 4,7 miliar.
Saat bertugas di Afghanistan, Robins memiliki ide untuk membantu polisi dan veteran militer yang cacat untuk bisa tetap bergabung dengan satuannya sambil melawan kejahatan.
Idenya adalah menggunakan telerobotik, kombinasi kehadiran jarak jauh serta robot, untuk memungkinkan mereka bekerja sebagai petugas patroli.
"Dengan telebot, petugas polisi difabel bisa menjalani tugas dan fungsi petugas patroli lainnya, berinteraksi dengan komunitas, mengawasi, menerima panggilan 911, dan menahan orang. Telerobotik sudah mulai ada di dunia medis, bisnis, dan militer. Menggunakannya dalam penegakan hukum hanyalah sesuatu yang alami."
"Kita akan menggunakan teknologi agar orang dapat melakukan pekerjaan yang mungkin biasanya tak bisa mereka kerjakan atau tak mungkin melakukan," kata dia.
"Pria dan wanita ini bergabung dengan kesatuan polisi dan tentara untuk bisa melayani negara mereka, namun karena luka yang mereka alami, kemampuan itu kini terkurangi. Saya tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki tulang belakang yang rusak, namun saya bisa membantu mengembalikan kemampuan orang untuk bertugas dan secara spesifik di bidang penegakan hukum."
Lab ini kini sedang mengembangkan dua robot yang nilainya mencapai $500 ribu atau Rp 4,7 miliar atas pinjaman dari program militer 'Urban Warrior'.
Ide riset di Florida International University ini adalah agar polisi-polisi difabel bisa tetap bekerja dan melayani di garis depan.
Program ini juga diharapkan bisa menyerap veteran perang yang mengalami cacat fisik untuk menjadi pilot buat 'Telebots'.
Mesin standar militer ini akan berpatroli di kawasan pelabuhan serta fasilitas nuklir, dan memungkinkan para petugas polisi untuk 'melihat' lewat kamera video.
'Robocop' ini adalah buah pikiran Jeremy Robbins, letnan di Angkatan Laut AS yang membiayai riset awal proyek sebesar $20 ribu atau Rp 191 juta dari uangnya sendiri.
Ia juga yang meminta pinjaman dua robot standar militer dari Institute for Human and Machine Cognition (IHMC) dengan nilai Rp 4,7 miliar.
Saat bertugas di Afghanistan, Robins memiliki ide untuk membantu polisi dan veteran militer yang cacat untuk bisa tetap bergabung dengan satuannya sambil melawan kejahatan.
Idenya adalah menggunakan telerobotik, kombinasi kehadiran jarak jauh serta robot, untuk memungkinkan mereka bekerja sebagai petugas patroli.
"Dengan telebot, petugas polisi difabel bisa menjalani tugas dan fungsi petugas patroli lainnya, berinteraksi dengan komunitas, mengawasi, menerima panggilan 911, dan menahan orang. Telerobotik sudah mulai ada di dunia medis, bisnis, dan militer. Menggunakannya dalam penegakan hukum hanyalah sesuatu yang alami."
"Kita akan menggunakan teknologi agar orang dapat melakukan pekerjaan yang mungkin biasanya tak bisa mereka kerjakan atau tak mungkin melakukan," kata dia.
"Pria dan wanita ini bergabung dengan kesatuan polisi dan tentara untuk bisa melayani negara mereka, namun karena luka yang mereka alami, kemampuan itu kini terkurangi. Saya tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki tulang belakang yang rusak, namun saya bisa membantu mengembalikan kemampuan orang untuk bertugas dan secara spesifik di bidang penegakan hukum."
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung ,, Jangan Lupa Berikan Komentarnya Untuk Artikel Ini