Sistem
Demokrasi sebenarnya merupakan pembangkangan manusia terhadap aturan
Allah Sang pencipta, karena semenjak manusia diciptakan, Allah sudah
memberikan petunjuk hidup / aturan kepada manusia melalui para Nabi dan
Rasulnya, sebagai rasa kasih sayang Sang Pencipta kepada mahkluknya,
agar manusia bisa hidup bahagia, baik didunia maupun di akhirat.
Petunjuk hidup ini kemudian oleh manusia
modern dicontoh, khususnya dalam meluncurkan produknya, misalnya
mesin-mesin, kendaraan bermotor, kereta api, pesawat terbang dan lainya.
Setiap pabrik pembuat mesin tersebut
diatas pasti dilengkapi dengan buku petunjuk penggunaan atau
pengoperasiannya sekaligus perawatannya, yang tujuannya sudah jelas agar
pemakai produk tersebut selamat dan barang yang dipakainya akan awet.
Jika pemakai barang tersebut tidak
memenuhi aturan tersebut tentunya pihak pabrik / produsen tidak mau
bertanggung jawab atas kerusakan barang yang dipakai serta keselamatan
pemakainya.
Contoh yang gampang, misalnya kereta api,
sesuai aturan yang ada pada buku petenjuk, kereta api harus berjalan
diatas rel besi, maka jika kereta api tersebut tidak dijalankan diatas
rel atau bahkan dijalankan di jalan raya, tentu selain merusak kereta
api itu sendiri juga akan merusak jalan, bahkan akan mengancam kelematan
jiwa pemakai maupun manusia lainnya.
Begitu juga bila mobil bermesin diesel diisi dengan bensin, maka akan rusaklah mesin mobil tersebut.
Manusia bisa patuh dan taat terhadap
aturan pabrik pembuat barang yang dipakainya semisal sepeda motor,
mobil, kereta api dan lain sebagainya, karena berkeyakinan jika
mengikuti aturan pabrik akan selamat dan barang yang dipakai akan awet,
tapi anehnya manusia sekarang yang katanya makin pintar, justru malah
mengingkari dan tidak percaya pada aturan yang membuat atau menciptakan
dirinya, yaitu Allah Rabbil alamin.
Oleh karena itu ketidak patuhan terhadap
aturan Sang Pencipta tersebut sebenarnya juga merupakan pembangkangan
secara terang-trangan terhadap Allah Sang pencipta yang tentu akibat
yang ditanggungnya sudah tahu, yaitu tiada ketenangan hidup di dunia dan
kesengasaraan di kahirat.
Tokoh pembangkang mahkluk Allah pertama
adalah Iblis, yang tidak mau diperintah Allah untuk menghormat manusia,
karena iblis merasa lebih hebat dari manusia.
Jika demikian sekarang apa bedanya manusia yang membangkang terhadap aturan Allah dengan Iblis ?
Jawabnya tentu tidak ada bedanya,
dua-duanya pembangkang terhadap aturan Allah, mungkin bedanya hanya asal
penciptaannya saja, jika Iblis berasal dari api sedangkan manusia
berasal dari tanah, namun dua-duanya sudah tahu bahwa tempat pembangkang
nantinya adalah Neraka Jahanam.
Kalau di jaman dahulu pembangkangan
manusia terhadap aturan Allah dipengaruhi oleh Iblis, maka dijaman
sekarang ini pembangkangan manusia terhadap Allah karena pengaruh
Dajjal.
Dajjal memang mahkluk yang begitu hebat, dia bisa menampakkan surga seakan neraka begitu juga sebaliknya nerakan seakan surga.
Salah satu produk Dajjal saat ini adalah
Demokrasi, seakan begitu indah demokrasi yang ditawarkan Dajjal, sekaan
bisa membuat manusia hidup tentram dan damai, tapi kenyataannya ketidak
teraturan dan kehancuran yang diperoleh manusia penganut demokrasi dan
saat ini oleh Allah Rabbil alamin sudah mulai ditampakkan kehancurannya,
mulai di timur tengah dan insya Allah keseluruh penjuru dunia.
Demokrasi yang ditawarkan Dajjal yang
kelihatannya indah dan menyenagkan, dimana kekuasaan ditangan rakyat,
namun pada prakteknya demokrasi adalah pembungkaman dan
kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh sebagian kecil kelompok orang
terhadap sebagian besar rakyat.
Kelompok kecil ini bisa juga para
penguasa, elit-leit politik maupun pemegang kendali ekonomi. Coba kita
perhatikan dengan cermat, Indonesia ini Negara yang sangat kaya raya
yang katanya menganut sistim Demokrasi yang katanya kekuasaan ditangan
rakyat, kenyataannya sebagian besar rakyat justru hidup melarat
sedangkan segelintir manusia bisa menguasai sebagaian besar ekonomi
negeri ini dan mereka hidup sangat mewah.
Dan yang baru, yang sebetulnya masalah
lama tapi berlarut-larut di Negeri ini adalah kasus ahmadiyah. Jika
benar demokrasi kekuasaan ditangan rakyat, mengapa ahmadiyah yang sesat
dan telah menodai islam yang dianaut lebih dari 85% lebih penduduk
indonesia tidak segera dibubarkan, padahal sebagian besar umat islam
menghendaki ahmadiyah segera dibubarkan.
Lantas dimana demokrasi bersembunyi,
mahluk apakah demokrasi ini ?. Dan skala yang lebih besar lagi tentunya
bukan hanya negeri kita tapi dunia, coba kita perhatikan negara yang
katanya penegak Demokrasi dan dibangga-banggakan para penjilatnya yaitu
Amerika Serikat, padahal HAM yang didengung-dengungkan hanya untuk
melindungi pelacur baca : Benarkah HAM Hanya Untuk Melindungi Pelacur ?).
Bagaimana Negara yang katanya pelopr HAM
tapi kenyataannya pelanggar HAM terberat didunia, Apa urusan Iraq dengan
negerinya, sampai negaranya dihancurkan dan jutaan rakyatnya dibantai
dengan biadab, apa urusannya dengan Afghanistan negaranya dihancurkan
dan jutaan rakyatnya dibantai dengan brutal, sudah begitu untuk mencari
alasan dapat menyerbu Afghanistan dan mencari simpati rakyatnya dan
warga dunia gedungnya sendiri dihancurkan. ( baca : Ternyata Amerika Negara Paling Miskin dan Bangsa Paling Bodoh dan baca juga : Serangan 11 September adalah Peristiwa Yang Mempermalukan dan Menghinakan Serta Membongkar Kebobrokan dan Kebohongan Amerika )
Penulis: R Mintardjo Wardhani
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung ,, Jangan Lupa Berikan Komentarnya Untuk Artikel Ini