Secara
sederhana, kehamilan ektopik diartikan sebagai istilah yang merujuk
pada kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi menempel pada tempat
yang tidak seharusnya. Jika pada kondisi normal, sel telur yang telah
dibuahi akan menempel pada dinding rahim, maka kehamilan ektopik justru
biasanya menempel di area seperti tuba falopi atau saluran
telur, di dalam rongga perut, leher rahim atau pada indung telur.
Kondisi ini cukup berbahaya bagi calon ibu, bahkan bisa menyebabkan
kematian jika tak ditangani secara hati-hati. Penyebab kehamilan ektopik
cukup variatif dan tidak ada opsional pengobatan untuk kondisi ini.
Satu-satunya tindakan medis yang bisa dilakukan adalah dengan
menghilangkan janin ‘liar’ tersebut.
Mendeteksi Kehamilan Ektopik Dari Gejala
Jika seorang wanita mengalami kehamilan ektopik, maka secara umum
biasanya gejala yang dirasakan pada usia kehamilan 6 hingga 10 minggu
seperti rasa sakit pada daerah panggul. Nyeri ini bisanya menyerang
secara tiba-tiba. Gejala lain adalah sering mengalami pingsan, mengalami
nyeri di bawah perut, adanya pendarahan di luar yang bukan merupakan
darah menstruasi.
Dalam kondisi lebih lanjut, gejala ektopik awal akan semakin
berlanjut pada nyeri perut yang makin sering muncul. Tanda-tanda lain
adalah kondisi kulit sang ibu yang terlihat lebih pucat serta mengalami
hipotensi atau tekanan darah yang terlalu rendah namun dibarengi dengan
denyut nadi yang justru meningkat. Jika Anda calon ibu, dan merasakan
tiga sampai empat gejala yang disebutkan di atas, mungkin lebih bijak
jika Anda segera bertemu dokter kandungan untuk pemeriksaan lebih
lanjut. Terlebih jika dari beberapa faktor penyebab kehamilan ektopik di atas, pernah terjadi pada diri Anda.
Faktor Pendorong Ektopik
Jenis kehamilan abnormal ini bisa saja menimpa siapapun. Meskipun
berdasarkan survey, kondisi ini hanya terjadi kira-kira 1% dari seluruh
jumlah kehamilan. Namun kewaspadaan tetap harus dijaga. Terutama bagi
mereka yang berdekatan dengan penyebab kehamilah ektopik. Berdasarkan penelitian di kalangan medis, ditemukan beberapa faktor yang menjadi penyebab kelainan ini, antara lain :
- Sang ibu pernah menjalani operasi pembedahan di sekitar area tuba falopi.
- Sang ibu pernah menjalani DES di masa kehamilan.
- Tuba falopi terdeteksi mengalami kelainan kognital.
- Sang ibu memiliki riwayat medis PMS atau Penyakit Menular Intimual. Jenis penyakit ini seperti Klamidia, PID atau Pelvic Inflamamtory Disease, Gonorrhea dan semacamnya.
- Sang ibu memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya.
Penanggulangan Kehamilan Ektopik
Jenis kehamilan ini tak bisa diobati. Langkah medis yang akan
dilakukan oleh dokter terkait adalah dengan membatalkan kehamilan sang
ibu dengan cara memberi resep obatan untuk menahan laju pertumbuhan
embrio. Jika dideteksi lebih awal, maka dokter cukup menyuntikkan obatan
yang merangsang tubuh menyerap janin yang menempel tersebut sehingga
tidak lagi tumbuh. Namun dalam kondisi tertentu, dokter akan menyarankan
pembedahan jika ternyata organ tempat janin menempel ikut mengembang.
Memahami penyebab kehamilan ektopik serta
gejala-gejala yang umumnya dirasakan para ibu yang mengalami kelainan
tersebut adalah salah satu langkah untuk melindungi diri. Kehamilan
ektopik tak bisa dicegah namun bisa direduksi akibatnya. Semakin cepat
diketahui akan semakin baik bagi kesehatan ibu. Jika terjadi kelalaian,
bisa saja nyawa sang ibu jadi pertaruhan. Jadi tetaplah waspada terutama
bagi mereka yang memang beresiko.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Berkunjung ,, Jangan Lupa Berikan Komentarnya Untuk Artikel Ini